Perintah Beriman Kepada Allah dan Rasul Serta Menjalankan Syari’atnya


Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a., ia berkata, ketika utusan dari Abdul Qays datang kepada Nabi SAW, ia langsung ditanya: ‘Utusan siapakah kalian?’Mereka menjawab:’Rabi’ah’. Maka Nabi SAW menyambutnya: Selamat datang rombongan utusan yang tidak kecewa dan tidak akan menyesal’. Lalu mereke berkata, Ya Rasulullah, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali dalam bulan Haram (Rajab, Dzulka’dah, Dzulhijah, dan Muharram), sebab di antara kami dengan kamu ada suku kafir dari Mudhar yang selalu merampok di jalanan, karena itu ajarkanlah kepada kami tentang ajaran yang jelas dan terperinci untuk kami beritakan kepada orang-orang dibelakang yang ada di belakang kami, serta dapat memasukkan kami ke surga, mereka juga menanyakan tentang minuman. Nabi SAW memerintahkan mereka supaya menjalankan empat hal dan melarang mereka dengan empat hal juga yaitu: Beriman kepada Allah saja. Lalu ditanya: ’Apakah kalian mengerti apakah iman hanya kepada Allah saja?’ Mereka menjawab: ’Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui’. Maka Nabi SAW bersabda, ‘percaya kepada Allah sebab, tiada Tuhan kecuali Allah, dan Muhammad SAW utusan Allah. Amalan selanjutnya, dirikanlah shalat, keluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan memberikan seperlima dari hasil Ghanimah, serta melarang mereka membuat minuman dalam genuk, atau dibuat dalam labu, atau melobangi batang pohon, atau bejana yang dicat dengan tir. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Ingatlah semua itu! Dan sampaikan pada orang-orang yang dibelakangmu”. (Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Imam Muslim ada tambahan. Bahwa Nabi SAW bersabda kepada Al-Asyaj: “Sesungguhnya kamu memiliki dua sifat yang disukai oleh Allah, yaitu kesabaran dan ketenangan. Riwayatnya, ketika utusan itu telah sampai ke kota Madinah maka semua rombongannya segera pergi kepada Rasulullah SAW, kecuali Al-Asyaj, yang tenang-tenang berganti pakaian dan memperbaiki dirinya, baru ia menghadap Rasulullah SAW. Dan ketika Rasulullah bertanya pada rombongan tersebut: Apakah kamu mewakili kaummu? Mereka menjawab: Ya. Tetapi Al Asyaj berkata, Ya Rasulullah, kami akan berbai’at mengenai diri kami, kemudian bila kami kembali menyampaikan ajaran-ajaranmu kepada kaum kami, maka siapa yang menurut, termasuk pada golongan kami, dan apabila ada yang tidak maka terserah. Maka Nabi Saw memuji Al Asyaj: “Sungguh kamu memiliki sifat yang disukai oleh Allah, yaitu ketenangan dan kesabaran.”
Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a., ia berkata, ketika Rasulullah SAW mengutus Mu’adz bin Jabal r.a., ke Yaman, beliau berpesan: Kamu akan menghadapi orang-orang ahli kitab, karena itu kamu harus mempersiapkannya. Pertama-tama yang kamu ajarkan kepada mereka adalah tauhid, bila mereka telah mengerti dengan baik dan benar mengenai tauhid, beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Selanjutnya, bila mereka telah mengerjakan itu beritakan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk diberikan kepada fakir miskin mereka, bila mereka taat pada itu, maka kamu terima dair mereka, dan berhati-hatilah jangan mengambil barang milik kesayangan mereka. (Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a., ia berkata, ketika Nabi SAW mengutus Mu’adz r.a., ke Yaman beliau berpesan kepadanya. “Berhati-hatilah dari do’nya orang teraniaya, sebab Allah akan mengabulkannya. Mengingat tidak ada hijab (dinding). (Bukhari dan Muslim).

Komentar